Kota Magelang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Magelang (
bahasa Jawa:
Hanacaraka ꦑꦸꦛꦩꦒꦼꦭꦁ) adalah salah satu
kota di
provinsi Jawa Tengah.
Letak
Kota ini terletak di tengah
kabupaten Magelang. Karena memang dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari
Kabupaten Magelang
sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai
sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena
berada di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kota Magelang berada di 15 km
sebelah Utara
Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan
Semarang, dan 43 km sebelah utara
Yogyakarta.
Iklim
[sembunyikan]Data iklim Magelang |
Bulan |
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
Jul |
Agt |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
Tahun |
Rata-rata harian °C (°F) |
24.6
(76.3) |
24.6
(76.3) |
24.9
(76.8) |
25.2
(77.4) |
24.9
(76.8) |
24.4
(75.9) |
24.0
(75.2) |
24.2
(75.6) |
24.5
(76.1) |
25.1
(77.2) |
24.9
(76.8) |
24.7
(76.5) |
24.7
(76.5) |
Presipitasi mm (inci) |
329.4
(12.969) |
311.6
(12.268) |
359.4
(14.15) |
265.8
(10.465) |
172.0
(6.772) |
76.5
(3.012) |
59.1
(2.327) |
53.8
(2.118) |
80.3
(3.161) |
163.5
(6.437) |
239.1
(9.413) |
315.5
(12.421) |
2.426
(95,512) |
Rata-rata hari hujan atau bersalju |
19.4 |
18.1 |
17.6 |
14.4 |
11.0 |
8.9 |
5.3 |
5.2 |
6.0 |
8.7 |
15.0 |
18.0 |
147.6 |
Sumber: [4] |
Sejarah dan hari jadi
Hari
Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan
hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan
diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang
bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar
sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto
Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional
maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali
sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan
Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini
terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara
penetapan Sima atau Perdikan.
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang
digunakan adalah prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih.
Ketiganya merupakan
prasasti yang ditulis di atas lempengan tembaga.
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat
pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam
prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa
Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh,
sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja
Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan
Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari
Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11
April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang
ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa
Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga
disebut-sebut
Gunung Susundara dan
Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan
Gunung Sindoro dan
Gunung Sumbing.
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota
Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibukota
Kabupaten Magelang.
Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian
kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi
seluas-luasnya kepada daerah, sebutan
kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota
ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas
Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang
kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun,
bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan
selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada
tahun 1818.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan
Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat
lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis,
udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian
dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan
prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota
pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan
jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.
Pembagian wilayah
Kota Magelang terdiri atas 3
kecamatan, yakni
Magelang Utara,
Magelang Selatan dan
Magelang Tengah, yang dibagi lagi sejumlah
kelurahan.
Perwakilan
Pada
Pemilu Legislatif 2014 lalu, DPRD Kota Magelang berjumlah 25 orang dengan perwakilan sembilan partai politik.
Pendidikan
Kota
Magelang merupakan daerah dengan pendidikan yang paling maju di
Karesidenan Kedu, bahkan di Jawa Tengah pun dapat bersaing dengan
kota-kota maju lainnya seperti
Semarang dan
Surakarta
. Kota Magelang selalu menduduki peringkat 3 besar di Jawa Tengah dan
dan bahkan dalam skala Nasional berhasil mengalahkan daerah-daerah lain
yang cukup favorit. Di Kota Magelang terdapat sejumlah institusi
pendidikan ternama di antaranya,
SMP Negeri 1 Magelang, SMP Negeri 2 Magelang,
SMP Negeri 7 Magelang,
SMA Negeri 1 Magelang,
SMA Negeri 3 Magelang ,
SMA Taruna Nusantara Magelang,
SMK Negeri 1 Magelang, dan Akademi Militer (AKMIL) yaitu sekolah calon perwira
TNI Angkatan Darat bernama
Akademi Angkatan Darat
(dahulu AKABRI). AKMIL merupakan tempat seleksi Tiga Angkatan TNI
sebelum diterima di AAD (Magelang), AAU (Yogyakarta) dan AAL (Surabaya).
Mantan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono merupakan alumni sekolah ini.
Perguruan tinggi swasta lainnya adalah:
Universitas Muhammadiyah Magelang
(termasuk Akademi Kebidanan Muhammadiyah, Akademi Keperawatan
Muhammadiyah, dan Politeknik Muhammadiyah), serta STMIK Bina Patria
serta Akademi Tirta Indonesia yang merupakan akademi tirta satu-satunya
di Indonesia.
Selain itu juga terdapat perguruan tinggi negeri, yaitu
Universitas Tidar Magelang,
yang statusnya beralih dari perguruan tinggi swasta menjadi perguruan
tinggi negeri dideklarasikan pada tanggal 1 April 2014 melalui Peraturan
Presiden Nomor 23 Tahun 2014.
WAN Kota Magelang
WAN
Kota Magelang ditujukan untuk mengantisipasi tuntutan Kurikulum 2004,
khususnya pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada
awalnya, WAN Kota Magelang hanya beranggotakan 9 sekolah dan Dinas
Pendidikan. Pada tahun 2005 keanggotaan WAN Kota ditingkatkan menjadi 29
sekolah ditambah Dinas Pendidikan. Tahun 2006 keanggotaannya berkembang
menjadi 48 sekolah - dari SD, SMP hingga SMA/SMK baik negeri maupun
swasta - ditambah Dinas Pendidikan, Perpustakaan Daerah, dan Desa Buku
Taman Kyai Langgeng. Dengan demikian keanggotaan WAN Kota Magelang
sekarang ini telah mencapai 51 institusi pendidikan. Keberadaan WAN Kota
Magelang tidak hanya difungsikan sekadar kebutuhan komunikasi internal
(intranet) saja, tetapi telah dikembangkan pula untuk akses Internet
dengan merangkul perusahaan jasa ISP, yakni SoloNet. Bahkan pada tahun
2007 ini, koneksi internet di 51 institusi yang tergabung dalam
Komunitas WAN Kota telah pula terkoneksi ke Jejaring Pendidikan Nasional
(
JARDIKNAS), yang memungkinkan koneksi internet semakin melebar.
Akademi Militer (AKMIL)
Akademi Militer (
Akmil) adalah sekolah pendidikan
TNI Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi Militer mencetak Perwira
TNI Angkatan Darat.
Pariwisata
Meskipun kecil, kota Magelang memiliki banyak tempat menarik yang layak dikunjungi, antara lain:
Wisata kuliner
Di
Kota Magelang terdapat beberapa tempat jajan yang mempunyai kekhasan
tersendiri, baik dari cita rasa makanan yang dihidangkan, maupun nilai
historis yang dikandung di tempat tersebut. Menelusuri tempat jajan di
Kota Magelang, ada yang khusus buka disiang hari dan malam hari.
Taman Kyai Langgeng
Taman Kyai Langgeng terletak di Kota Magelang,
Jawa Tengah,
tepatnya di Jalan Cempaka. Merupakan satu-satunya taman di Kota
Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektare, letaknya sekitar 1
kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki
ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai objek
penelitian, patung-patung Dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas
permainan, serta yang terbaru adalah prototipe pesawat terbang. Obyek
wisata ini terletak sekitar 19 Kilometer dari Candi Borobudur, 35
kilometer dari Kopeng atau 50 Kilometer dari Candi Pramabanan dan 42
kilometer dari Monumen Jogja Kembali. Di Taman Kyai Langgeng, khususnya
pada hari libur anda akan disuguhi dengan berbagai atraksi kesenian
daerah maupun musik, selain arena permainan untuk anak-anak dan
keluarga. Lebih jauh, kunjungi www.taman-kyailanggeng.com di sebelah
Taman ini terdapat fasilitas Arung Jeram Progo Asri, dikhususkan bagi
mereka yang menyukai petualangan dengan menelusuri Sungai Progo.
Sepanjang 9 kilometer kita akan menikmati suasana pedesaan di tepian
Sungai Progo sekaligus menikmati jeram-jeramnya. Petualangan ini bisa
dinikmati setiap hari dari pukul 08.00 sampai 14.00 tentu saja dengan
melihat kondisi perairan di Sungai Progo. Anda akan didampingi oleh
pemandu yang telah berpengalaman serta memperoleh fasilitas lain seperti
makan, asuransi dan tranportasi kembali ke pos pemberangkatan.
Pecinan atau Jl. Pemuda & pusat belanja
Jalan
Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut
Malioboro-nya Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan
sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang. Di sisi kiri dan kanan jalan
sepanjang 1,5
kilometer ini berdiri banyak toko dan minimarket serta
restoran.
Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk
kendaraan bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan
satunya lagi merupakan jalan khusus untuk
becak. Ruas jalan ini dulunya dilalui
kereta api yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang. Pecinan merupakan
landmark
Magelang di samping tempat lainnya. Yang jelas di ruas jalan ini tidak
ada satupun ruang kosong karena semuanya telah dipadati oleh pertokoan.
selain itu sekarang di kota magelang sudah membangun lapangan
golf internasional tepatnya jadi pada tahun 2006 yang bernama "Borobudur International Golf". Magelang juga memiliki stadion
sepak bola "ABU BAKRIN" dan yang masih dalam tahap pembangunan Stadion Madya.
Saat ini sejak 2011 juga telah didirikan pusat perbelanjaan Mall ARTOS dan
Shinta Fashion Mart yang merupakan pusat perbelanjaan masyarakat Magelang.
Bukit Tidar
Bukit
Tidar merupakan Bukit yang terletak di Bagian Magelang Selatan dan
terletak di dalam kompleks Akademi Militer, dan terkenal sebagai Paku
pulau jawa, di sini juga terdapat beberapa makam dan petilasan leluhur
masyarakat Magelang; salah satunya adalah petilasan penyebar agama Islam
di Jawa Tengah yakni petilasan
Syekh Subakir
dari Persia. Bukit Tidar memang tidak terlalu tinggi, tetapi
pohon-pohonan di sini berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga udara
Kota Magelang selalu segar,dari sini juga anda dapat menikmati
pemandangan Kota Magelang dari atas Tugu Akademi Militer. Letak Bukit
Tidar tepatnya di Kelurahan Magersari, kecamatan Magelang Selatan. Untuk
mengunjunginya anda bisa melewati dua jalan,yaitu lewat Pasar Burung
dan lewat samping
Akademi Militer
dengan naik angkot jalur 6, 8, 10, dari Terminal Soekarno-Hatta turun
di Perempatan Pasar Burung, untuk melalui jalan samping Akademi Militer
anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkot jalur 2 setelah turun di
Shopping Centre. Sekarang telah dibangun jalan pintas menuju bukit
tidar tempatnya di belakang terminal lama.
Borobudur International Golf & Country Club
Borobudur
International Golf & Country Club (Borobudur Golf) merupakan
lapangan golf 18 Holes yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 1
Magelang, tepatnya di sebelah Akademi Militer. Borobudur Golf mulai
beroperasi sejak tahun 2007 dibawah manajemen PT Jababeka Tbk. Borobudur
Golf menyajikan lapangan dengan green terbaik dan menantang. Beberapa
fasilitas yang ada di Borobudur Golf adalah Driving Range dan Restoran
yang menyajikan menu tradisional Indonesia, menu barat dan menu Asia
(masakan Jepang & Korea).
Taman Badaan
Merupakan
salah satu taman yang ada di Jl. Pahlawan selain Kyai Langgeng yang ada
di Kota ini. Taman Badaan lebih terpusat pada rekreasi anak - anak, hal
ini dibuktikan dengan banyaknya patung gajah, jerapah dan lainnya yang
mengundang minat anak-anak. Di sini terdapat beragam jenis
bakso, mulai bakso tenis sampai bakso yang super kecil.
Alun-alun Kota Magelang
Alun-alun
Kota dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat
strategis di tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan
berbagai jalur melewatinya. Dari alun-alun ini orang dapat menjangkau
Pecinan atau Jl. Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan
pusat perdagangan di Kota Magelang, yang sudah ada sejak zaman
pemerintah Kolonial Belanda.
Di sekelilingnya berdiri banyak sekali pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Di sebelah timurnya ada
Matahari
dan Gardena swalayan serta eks Magelang & Tidar Theatre yang telah
berhenti beroperasi sejak 11 November 2011. Di sebelah utaranya berdiri
dengan megah Trio Plaza dan Bank
BCA.
Selain kedua bangunan tersebut, di sisi utara juga terdapat GPIB.
Sementara di sebelah selatan ada Kantor Polresta Magelang, Bank Jateng
dan klenteng Magelang. Sementara di sebelah barat atau yang sering
disebut alun-alun barat ada sebuah masjid yang terbesar di Magelang,
tempat ini sering dinamakan Kauman. Sebelah utara Kauman, terdapat
gereja katholik dan pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai
pusat kegiatan publik, juga dipandang sebagai simbol kerukunan beragama,
yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk agama Islam,
Katholik, Kristen dan Konhuchu.
Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan
peninggalan Belanda. Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15
m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan oleh PDAM Kota Magelang
sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan akan air
bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang
unik, saat ini dijadikan sebagai salah satu land mark Kota Magelang.
Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang.
Biasanya digunakan untuk bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan
konser band atau untuk upacara hari besar kenegaraan. Namun alun-alun
ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk
upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang
menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan
sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master
plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan
publik bagi warga kota.
GOR Samapta
GOR
(Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang
Utara. Saat ini lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR
Samapta, mulai ditata dan dibenahi karena pada kawasan ini akan dibangun
beberapa sarana olahraga, di antaranya adalah: Stadion Madya dengan
kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas
5.000 penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa
sarana olahraga dan rekreasi lainnya. Penataan dan pembenahan mulai
dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih lebar. Saat ini,
akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl.
Kapt. S. Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara
Geni Pelajar (melewati Griya Asri); dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR.
Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan untuk menyebarkan
keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota.
Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olahraga,
selain karena hawanya cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di
dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di sisi timur atas
Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung
Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggunan
dengan Sungai Progo, nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point
untuk olahraga arung jeram. Sayangnya proses pengadaan tanah untuk
proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan
masyarakat.
Taman Panca Arga
Panca Arga merupakan perumahan tempat tinggal para pemimpin dan anggota TNI-AD yang berkantor di AKMIL. Panca Arga berasal dari
panca berarti 'lima' dan
arga
berarti 'gunung'. Dengan kata lain, Panca Arga adalah kawasan yang
dikelilingi lima gunung besar seperti Gunung Sumbing, Gunung Merbabu,
dan Gunung Merapi yang saat ini merupakan salah satu gunung yang paling
aktif di Pulau Jawa. Gunung Tidar-lah gunung yang terletak di tengahnya.
Panca Arga tidak hanya merupakan perumahan TNI-AD. Di sana terdapat
sekolahan dan taman rekreasi yang cukup terkenal bernama "Taman Rekreasi
Panca Arga". Di taman tersebut bukan hanya terdapat ayunan dan berbagai
macam jenis permainan anak saja. Namun terdapat
tank-tank
peninggalan Belanda dan meriam-meriam yang digunakan saat perang
kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, selain sebagai taman bermain anak,
taman Panca Arga merupakan salah satu sarana untuk menanamkan jiwa
kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI-AD
yang gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Rupa-rupa
- Visi Kota Magelang 2010-2015 adalah: Terwujudnya Kota Magelang
sebagai Kota Jasa yang Maju, Profesional, Sejahtera, Mandiri dan
Berkeadilan.
- Magelang memiliki slogan sebagai Kota HARAPAN (hidup, aman, rapi, asri dan nyaman)
- Makanan khas Magelang adalah getuk dan kupat tahu di dekat Alun-alun. Berbagai jenis getuk dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun di toko-toko besar.
- New Armada merupakan industri karoseri mobil terbesar di Asia Tenggara.
- PD. Bank Pasar Kota Magelang merupakan perusda yang juga
menyumbangkan PAD untuk kota Magelang, yang kegiatan utamanya pelayanan
kepada masyarakat di bidang perbankan khususnya kota Magelang
- Tingkat pendapatan per kapita Kota Magelang yang Rp 6,48 juta pada
tahun 2000 terbilang tinggi dibanding pendapatan per kapita Jawa Tengah
sebesar Rp 3,3 juta. Namun, jumlah rumah tangga miskin di kota ini masih
lumayan tinggi. Tahun 1999 masih terdapat 6.968 rumah tangga miskin
atau 22,08%. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik,
dan pedagang. Ini adalah tantangan bagi pemerintah setempat untuk
meningkatkan taraf hidup mereka di tengah kota yang mampu mencetak
jenderal berbintang di negeri ini (AKMIL), dan sebagai gambaran bagi
para pejabat lulusan AKMIL untuk sekadar mengenang kenangan saat
pendidikan di AKMIL Magelang juga diharapkan untuk ikut serta dalam
membangun dan mengangkat nama kota Magelang. Sektor pariwisata mungkin
bisa dijadikan sarana mengangkat nama kota Magelang.
Referensi
- ^ "Magelang Kota Sejuta Bunga Baru di Tahun 2015". Diakses tanggal 2012-11-6.
- ^ Sholahuddin Al-Ahmed. Pelantikan Wali Kota Magelang Dijaga Superketat. Suara Merdeka, 30 Agustus 2010. Diakses pada 17 Juni 2011.
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ "Magelang, Indonesia Travel Weather Averages". Weatherbase. Diakses tanggal 10 Februari 2016.